Rabu, 08 Februari 2012

Ini Karma Terindah Troy


"Gue mau putus. mungkin ini lebih baik" itu kalimat yang Arga lontarkan, begitu jelas berdengung di telinga Farah. Lirih Farah membatin "Mungkin memang itu yang terbaik. Mungkin gue terlalu dalam menyakitin dia. Mungkin gue bakal nyesel nanti" jelas sekali nafasnya terdengar berat. "Oke ga, mungkin emang harus kayak gini akhirnya. Gue yang salah, gue yang balik syg sama Troy. Tapi, ini semua bukan tanpa alasan" bisik Farah di pelukan Arga. "Cukup Fa, semua emang harus selesai. Gue yang ngerbut lo kemarin, dan sekarang gue harus nanggung karma gue. Semua di luar kendali gue. Gue mesti pulang sekarang. Gue mesti" Arga berlalu meninggalkan Farah terdiam sendiri di teras apartemennya. Sayup-sayup dia mendengar suara knalpot motor sport Arga berlalu kencang, sama seperti air mata Farah yang tiba-tiba ga bisa terbendung.
"Ini emang salah gue, gue yang ga bisa memilih. Gue yang sayang Arga dan Troy. Gue bakal kena karma entar, sama kayak Arga. Maafin gue Ga, lo tau kan? terlalu banyak mimpi yang lo janjiin ke gue. Dan itu buat gue ga bisa jaga diri, gue emang mesti pergi dari lo sebelum semunya terlambat ga. Maafin gue." Farah kembali membatin dengan air mata yang sudah mulai membanjiri kedua pipi merona merahnya, dia menatap kotak merah. Kotak tempat dia nyimpan semua kenangannya dengan Arga yang satu setengah tahun yang lalu. Dia lalu meraih handphonenya dan menghubungi orang yang selalu menjadi daftar panggilan keluar paling atas di handphonenya, Troy. "Fa, lo ga papa kan?" suara Troy di seberang terdengar agak khawatir. "Troy, gue di putusin" jelas Farah singkat tp sangat jelas. "Kok bisa? karena gue yah? maafin gue Fa, harusnya gue ga masuk ”lagi” di kehidupan lo. Ga saat lo punya seseorang. Maafin gue Fa" kata troy.
"Ga apaapa Troy, ini salah gue. Harusnya gue setia. Gue yang ga bisa memilih, gue yang minta buat dipilih. Dan Arga milih untuk ninggalin gue. Ga apa apa Troy, mungkin gue bakal kena karma besok. Gue salah karena gue, balik sayang sama lo Troy. Harusnya ga, kan?" kata Farah mencoba untuk tidak membuat Troy merasa bersalah dengan masalah yang dia buat."Maksud lo?" Troy terdengar sedikit bingung. "Troy, jangan muna lo. Lo tahu gue udah sayang sama lo kan jauh sebelum lo sayang sama gue. Gue tahu waktu itu lo punya orang, jd gue nyerah"
"Fa, lo kok? hm, waktu sama Nina? gue udah putus, gue ga syg sm dia. kita cuma terjebak. Gue cuma butuh orang, dan lo ada" ternyata semua cuma salah paham, Troy ga sebrengsek orang lain bilang.
"Mungkin ini bukan waktu yang tepat, gue tau jam 11 malam tadi lo baru putus dan ini baru jam 2 pagi. Gue tahu, ini masih ga cukup sehari lo putus, tapi gue ga mau kehilangan kesempatan. Gue sayang sama lo, gue mau lo jadi pacar gue"
***
Ini udah sebulan lebih Farah jalan dengan Troy, udah sebulan lebih juga Farah lost contact dengan Arga. Tapi siapa yang tahu, bahagia Farah dengan Troy saat ini? setengah hatinya masih terbawa di Arga.
titt titt titt. Dan message masuk ke handphone Farah "Agra"
"Fa, gue daftar di fakultas HI. Ini buat buktiin ke papa lo gue bakal bisa jadi mantu dia, mungkin sekarang lo dengan Troy tapi gue bakal tetap jadi akhir lo". "apa maksud Arga?" Farah membatin.
tiitt tiitt titt. Beberapa minggu kemudian setelah message terakhir Arga, hari ini kembali masuk di handphone Farah. "Thanks buat satu setengah tahunnya Fa, sekarang gue mulai terbiasa tanpa lo." air mata Farah jatuh lagi, apa maksud Arga? "Oke, mulai hari ini gue bakal sayang dan cinta dengan Troy sepenuhnya. Kalo gue ga bisa membenci, gue bakal coba ngelupain Arga dengan cara ga mau mengenal dia lagi" Farah menutup matanya dengan kedua telapak tangannya terbenam dengan air mata yang lagi lagi mengalir deras karena Arga. Semua memory tentang Arga kembali terlihat jelas di ingatannya. Saat pertama kali Arga menciumnya, ciuman pertama yang ia janjikan untuk suaminya kelak. Saat pertama kali Arga menamparnya, saat Arga menjanjikannya berjuta janji suci. Saat Arga berusaha merebut sucinya. Dan dengan mudah meminta maaf. "ARGGGHHHH, GUE NYESEL KENAL LO GA. UNTUNG GA SAMPE HAMIL GUE. BRENGSEK LO GA, GUE GA BAKAL MAU KETEMU ATO KENAL LO LAGI. GUE GA BAKALAN MAU" Farah berteriak kecang di dalam apartemennya yang luas, menghamburkan apa saja yang ada di dekatnya. Merobek dengan brutal bantal tidurnya sehingga bulu bebek di dalam itu berhambur keluar menghujani Farah yang sekarang terduduk di lantai. Dia lalu meraih rokok dan korek di atas meja riasnya. Yang sebulan terakhir dia hisap.
Keesokan harinya, ini masih sekitar jam 4 pagi. Dia kemudian meraih kunci mobil merahnya dan melesat kencang meninggalakan tempat parkir apartemen menuju rumah Arga. Di tempat duduk sebelah kemudi sudah ada kotak merah. Suara decitan rem mobil membangunkan Arga dari tidur, suara keras benda yang jatuh tepat di mobilnya di halaman rumahnya membuat alarm mobil berteriak kencang dan berhasil membuat Arga terloncat dari tempat tidurnya, dia segera mencari tahu dari jendelanya. Sebelum dia sempat melihat siapa pelakunya, mobil merah itu kembali mendecitkan bannya dan berlalu dengan cepat. Arga kemudian melangkahkan kakinya ke halaman rumahnya. Mematikan alarm mobil dan melihat apa benda yang menghantam mobilnya.
Di rumput yang agak basah oleh embun, Arga mendapati kotak merah yang memuntahkan seluruh isinya. Arga kemudian memungut tiket nonton yang bertebaran, bunga mawar yang sudah layu, dan yang lainnya. Memasukkannya kembali ke dalam kotak, dan membawanya ke kamar.
***
Itu kejadian 5 tahun yang lalu, saat Farah baru lulus SMA. Hari ini dia berada di sebuah butik disainer terkenal, melihat banyangannya di cermin ukuran raksasa tengah mengenakan kebaya modern yang berwarna putih bersih. Farah tersenyum "Troy gimana menurut lo? Yang ini pas ga?" Dia melihat ke arah Troy dengan tatapan berharap, berharap semoga yang ini sudah terlihat bagus di mata Troy. Bukan apanya, ini kebaya ke delapan yang sudah dia coba, dan kebaya ini sangat berat. Senyum Troy mengembang mengalihkan perhatianya dari laptop yang sedari tadi dia utak atik. "Sempurna ! Mbak Lina liat deh, gue ga salah milih istri kan? Liat dong, calon istri gue sempurna. hahaha" Troy dengan yang takjub memerkan Farah pada pemilik butik sekaligus disainernya. "Hahaha, memang bener Troy. Terus yang kedua tadi buat foto pra wedding, yang warna putih jg. Terus yang merah itu buat puncaknya. Terus..." jelas Mbak Lina yang segera di potong oleh Farah. "Stop Mbak, bingung nih gue. Mbak atur aja ya bajunya. Entar Sarah (yang ngehandle semuanya, asisten Farah) yang ngatur lainnya. hha"
"Troy lunch dulu dong, habis itu anter gue balik ke rumah sakit. Ada rapat sama dokter soalnya. Lo jg masih ada rapat kan. Tapi besok kosongin jadwal ya sayang, kita mau foto prawedding kan?" tanya Farah. "hm, oke. Eh tapi photografernya udah lo hubungin. Gue ga mau besok ke trelereran" Troy sedikit ngedumel. Mereka berdua emang turun langsung mempersiapkan pernikahan mereka di bantu oleh event organizer yang di tangani sama Sarah.
"Ga tau tuh si Sarah." kata Farah. "Udah ko Fa, besok kalian langsung ke lokasi pemotertan aja. Gue sama yang lain stand by disana kok" jelas Sarah.
Pernikahan Troy dan Farah sisa 2 bulan lagi. Sesuai dengan kesepakatan mereka, 5 tahun dan sukses harus mereka pegang. Sekarang Troy sudah menjadi pemegang perusahaan yang lumayan banyak. Bisnis yang dia mulai dari nol, sekarang mendapatkkan hasil. Farah, dia juga punya bisnis sendiri. Selain itu sekolah fotografi yang iya bangun sudah mulai terkenal dimana mana. Dia jg punya 2 rumah sakit yang cukup terkenal. Farah sudah lebih baik sekarang, dia dan Troy saling mengisi kekurangan. Mereka tulus saling mencinta sepenuhnya.
***
Dua minggu sebelum pernikahan. Troy menyempatkan diri terbang ke Paris untuk membuka perusahaan baru di sana, berharap setelah menikah mereka akan menetap disana seperti mimpi Farah. Rumah pun sudah di beli disana. Di balkon kamar rumah itu tepat terlihat jelas menara eifeel. Ini juga mimpi Farah, beberapa bulan yang lalu mereka berdua sempat berlibur ke Paris sambil melihat perkembangan pembangunan rumah baru mereka.
Troy ke Paris, dan Farah ke Italy untuk membuka sekolah seni. Mereka terpisah negara.
Farah mengagumi arsitektur dan mengabadikannya di kamera kesayangannya. Tanpa sengaja dia menabrak seorang pria yang berdiri di sampingnya "oh my godness, I'm really sorry sir, I hit you till you drop handphone. whether your phone is damaged? I will replace it. oh i'm so sorry" Farah dengan sontak menunduk dan memungut handphone pria itu yang jatuh berhamburan. "no no no. it's alright. Ijust suprised.. I just... Farah? Lo Farah kan?" tiba tiba pria itu mengenali Farah. Mereka berdua kemudian berdiri dan terdiam. "A..ARGA? oh my gosht, I mean. who are you? siapa lo? Gue sama sekali ga kenal" raut wajah Farah berubah menjadi arogant. Dia kemudian merogoh tas dan mengambil dompetnya. "Ini, segini cukup kan? Lo perbaikin hape lo, ato lo beli hape baru. Udah kan? permisi ya." Farah kemudian berlalu meninggalkan Arga dengan sedikit menahan emosi. Dia menuju mobilnya, di rogohnya kembali tasnya, sesuatu yang penting hilang. Kemudian dia mengahamburkan isi tasnya, dengan gugup karena kejadian tadi dia mencari kunci mobilnya. "ARGGHH, sial ngapain dia disini. Ini Roma, terlalu jauh dari Jakarta. Kenapa dia mesti ada di sini?" Farah membatin. Kemudian dia mendengar suara dari belakangnya "Mencari sesuatu?" Farah menoleh dan mendapatkan Arga memegang kunci mobilnya. "Lo ngejatuhinnya tadi". jelas Arga singkat. "Thank you sir" kata Farah singkat, dia kemudian mencoba berlalu lagi tapi kali ini Arga menahannya. "Sorry, gue mau minta tolong aja" kata Arga. "Oke, apa? Ayo cepat, gue ga punya banyak waktu" kata Farah sedikit tidak ramah.
"Handphone gue lo rusakin, tas gue ilang. passpord gue jg ikut ilang, kunci kamar hotel jg ikut ilang. Bisa ga gue minta lo anterin gue ke hotel gue, buat ngambil baju gue dan nginap di tempat lo?" kata Troy agak segan. "what the hell.. hmm, excuse me sir. but I do not know you. I have your phone continuously change their money, so my responsibility is not there. jadi tolong selesaikan masalah anda sendiri. I'm so sorry" Farah kaget dan berusaha berlalu, tapi lagi lagi dia di tahan oleh Arga. "wait wait, sorry banget Fa. Tapi tolong banget kali ini gue butuh banget. Card gue ada di tas itu, setidaknya sampai tas gue ditemukan ya. Gue bakal ke polisi dulu. Cuma lo yang gue kenal disini, gue jg kesini baru pertama kali" Arga memelas. "I DON'T KNOW YOU, SIR !" nada bicara Farah sedikit meninggi. "oke, oke, okei. I'm Arga. I'm from Indonesia, like you. So could you help me now? please !" kata Arga lagi. "Oke, ikut gue."
***
"Gue minta alamat lo Ga. Gue bakal kirim undangan ke lo begitu gue nyampe di indonesia" kata Farah kepada Arga.
jam 13.46 waktu Jakarta, handphone Farah bunyi. Dia baru saja turun dari pesawat. Telfon dari Troy? terkahir dia nelfon semalam saat baru turun pesawat dari Paris. Dan hari ini dia kan mau ke Bandung. "Halo, selamat siang. Kalo boleh tahu anda apanya sodara Troy ya?" bukan suara Troy? batin Farah. "Yah siang pak, saya tunangannya Troy pak. Bapak siapa ya?" tanya Farah bingung. Dia berjalan menuju parkiran bandara, di sana sudah ada mang Dadang sopir keluarga yang menuunggu. "Saya dari polres Bandung mbak, kami dengan berat memberitahukan sodara Troy sekarang ada di rumah sakit Sudirman Bogor mbak. Sodara Troy mengalami kecelakaan sekitar 30 menit yang lalu mbak. Kami meminta tolong untuk menhubungi keluarga yang lain mbak. Terima kasih mbak" GLEEDEEERRRR ! petir serasa menyambar kepala Farah dia menjatuhkan handphone, koper dan donat yang sedari tadi di tangannya. Mang Dadang berlari memungut handphone dan mengangkat kopernya. "Mang kita ke Bogor sekarang, rumah sakit Sudirman mang" dengan gugup dia memencet tombol tombol di hapenya "Sarah, lo telfon bonyok gue sama bonyok Troy. Troy kecelakaan, dia sekarang di RS Sudirman Bogor" Farah menutup telv dan membenamkan dirinya di telapak tangannya. "Troy, please lo jangan kenapa-napa dong. Please Troy."
Begitu sampai di RS, Farah menghambur ke ruang UGD. Troy tertidur dan banyak Darah di kepalanya. Troy ga sadar "Troy, gue udah dateng. Lo bangun dong sekarang. Jangan kayak gini. 3 hari lagi kita bakal nikah Troy" suara Farah lirih berbisik di telinga Troy. Dia membenamkan wajahnya di punggung tangan Troy. "Troy bangun dong gue sayang lo"
Sudah 5 hari Troy koma, dan sedetik pun Farah ga pernah ninggalin Troy. Pagi ini Farah membuka jendela kamar VVIP rumah sakit dengan perasaan sama seperi 5 hari yang lalu. Dia kemudian berlutut di bawah patung Bunda Maria dan berdoa dengan menunduk dan mata tertutup di samping tempat tidur Troy "Bunda, hari ini aku kembali berlutut memintamu memberikan keajaiban dalam kasihmu. Bangunkan Troy dari tidurnya yang cukup panjang ini. Bunda Maria, limpahkan cahaya kasihmu di kamar ini. Tolonglah anak Tuhan yang berlutut ini. Jangan pisahkan kami, jangan rebut mimpi kami. Amien" air mata Farah kembali mengalir di kudua pipinya. Dia kemudian duduk di samping ranjang Troy, melihat Troy dengan selang di hidungnya, dengan mata sembab yang terus tertutup. Cahaya matahari pagi masuk menyinari wajah Troy. Farah menggenggam tangan Troy lembut "Hei kamu, kenapa belum bangun juga" air matanya masih mengalir deras. "Hei, kamu bodoh. Dasar! Tahu ga salah kamu apa Troy? Kamu ngelewatin hari pernikahan kita. Jadi kita mesti menikah kapan Troy?" Farah kemudian kembali membenamkan diri di telapak tangan Troy. Tak lama tangan Troy bergerak dan Troy mulai berbicara "Maafin aku Fa" dengan lancar tanpa terbata-bata. "Troy?" Farah sangat kaget dia mengangkat wajahnya, menyeka air matanya, dan berdiri hendak memanggil dokter. Tapi.. "Mau kemana Fa? ga usah panggil dokter. Aku cuma mau berdua sama kamu." dengan mata sayu dan suara yang sedikit lemas Troy meminta Farah duduk kembali. "Farah.. Maafin aku ya. Aku ngelewatin Hari pernikahan kita. Terima kasih untuk selalu ada di samping ku" Troy menggenggam tangan Farah, Farah terdiam dengan air mata bahagia yang membasahi pipinya. "Fa, aku minta cium dong. haha" kata Troy dengan tertawa kecil. "Haha, kamu genit." kata Farah sedikit lemas. "Ayo Fa, aku kangen kamu" kemudian Farah berdiri dan mencium kening Troy di atas ranjang dengan lembut. "Makasih Fa sayang. Aku sayang kamu Fa, Aku cinta kamu, Aku ga bakal ninggalin kamu. Aku.. Aku akan selalu ada di hati kamu" kalimat terkhahir “aku akan selalu ada di hati kamu, Fa”. Membuat Farah sedikit bingung dan takut. Farah menatap Troy dalam keheningan. Mengamati Troy berusaha bernafas dengan mudah, hinggah keheningan terpecah oleh suara pintau. Tok tok tok.
"Buka Fa, itu Arga" pintah Troy, Farah sedikit kaget tapi segera dia membuka pintu. Ternyata memang Arga. "Hai Troy, gimana keadaan lo" tanya Arga dengan santai. Troy pun membalas dengan santai. Mereka kemudian terlibat percakapan yang seru. Farah hanya bisa mengamati keanehan ini, sang mantan pacar dan sang calon suami yang pernah terlibat dalam masalah yang sangat tidak santai sedang bercerita satu sama lain dan sambil tertawa pula. Bhakan sebelumnya mereka tidak pernah saling berbicara.
Sampai akhirinya raut wajah Troy berubah menjadi serius "Arga, gue mau minta sesuatu sama lo". "Apa ?" Tanya Arga Heran. "Denger gue baik-baik. Gue hanya bisa ngejaga Farah sampai sini doang" kata Troy yang dengan sukses membuat Farah dan Arga kaget. Dengan tenang Farah berkata "Haha, Troy ini emang suka bercanda Ga. Iya kan?" Troy hanya terdiam dan tidak merubah raut wajahnya,sampai dia kembali berkata "Ga, gue sayang, gue cinta sama Farah. Gue harap lo bisa jagain Farah buat gue. Gue emang pernah janji ga bakal ninggalin dia. Hanya raga gue yang pergi, gue bakal selalu ada di hatinya dia. Gue bakal selalu ada kemana pun dia pergi. Gue bakal ada dimana pun dia inginkan gue ada. Gue sayang Farah. Please jagain dia buat gue. Jangan pernah sedikit pun lo sakitin dia" Troy lalu meraih tangan Farah dan Arga. menyatukannya di atas dadanya. "Farah gue sayang lo, gue cinta lo, gue ga bakal ninggalin lo" kalimat terakhir Troy buat Farah. Troy kemudian menarik nafas panjang dan menutup matanya dengan tenang.
***


Paris 5 Mei 2022
"Dafa, Keishia. Mainnya jangan jauh jauh ya. Sebentar lagi pesawatnya akan berangkat" kata Farah. "Oke bunda. Ayah Arga, boleh aku dan Keishia membeli Ice cream?" Dafa memasang muka memelas pada ayahnya. "Tentu !" kata Arga sambil tersenyum.

Jakarta 6 Mei 2022.
"Hai ayah Troy. Kami datang lagi. Kami membawakanmu bunga sakura dari Jepang, bukan kah kau suka? Natal tahun kemarin kami membaca buku harian mama bab kedua. hhhi" kata keishia sambil menaburkan bunga sakura yang mereka beli di Jepang saat berlibur Februari lalu. Rumput pusara Troy yang hijau kemudian tertutup bunga sakura. "Kata bunda dan ayah Arga, kami harus membaca buku harian bunda bab per bab setiap tahunnya agar kami tahu siapa kau. Ayah Troy, terima kasih ya sudah membuatkan rumah terindah di Paris. Aku suka sekali." kata Dafa tersenyum girang. "aku juga suka" kata keishia lagi. "Kami menyayangi mu Ayah Troy" kata Dafa dan Keishia bersamaan.
Arga dan Farah saling menatap dan kemudian tersenyum. Setelah itu mereka berempat berlalu.
"Tunggu aku lupa sesuatu" Kata Farah dan kembali berjalan menuju pusara Troy. dengan berbisik "Troy gue sayang lo, gue cinta lo, gue ga bakal ninggalin lo. Makasih ya sayang. Gue kena karma. tapi karma yang indah. Semua berkat lo. Je`taime Troy" setelah itu Farah berlari kecil menghampiri Arga, Dafa, dan Keishia. Keluarga kecil yang Troy berikan kepadanya.

Dari kejauhan, seorang dengan kemeja putih mengamati mereka.Berdiri bersandar di batang pohon besar, dan bergumam "Ayah Troy juga sayang kalian, terima kasih sakuranya" kemudian tersenyum dan menghilang.


.T H E   E N D.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar