Rabu, 08 Februari 2012

Tentang Nama


Beberapa tahun yang lalu saya bartemu dangan seorang perempuan di halte bis. Waktu itu saya masih kelas 3 SMP, dan dia sudah 16 tahun . Saya mengamatinya sedang memandang ke arah busway di seberang jalan. Pandangan yang kosong dan hampa .Kemudian saya memberanikan diri berjalan kearahnya dan menyodorkan tangan saya. "Nama saya Rere . kamu ?" .
Dia tersenyum sangat manis dengan lesung pipit di kedua pipinya dan memperkenalakan dirinya dengan nama REFA. Waktu itu sekitar jam setengah 5 sore. Kami terlibat dalam percakapan yang cukup seru. Kemudian dia bertanya "Kamu punya ibu ?" .Dan ku jawab "Tentu saja !". Dia juga berkata kalau dia juga mempunyai ibu "tapi dulu". Tidak lama bus datang dan kami berpisah .

Hari-hari berjalan dan kami selalu bertemu di halte setengah jam sebelum jam 5. Dia mulai menceritakan hidupnya yang mulai membutuhkan sesosok IBU. Ibunya telah meninggal sejak dia brumur 7 tahun. Dan ayahnnya baru menikah lagi, awalnya dia tidak menyetujui ada yang menggantikan ibunya. Tapi lama kelamaan dia mulai menyadari kalau ayahnya sudah tua dan dia butuh sorg istri untuk merawatnya.
Beberapa minggu yang lalu REFA berangkat ke Paris, dia mendapat tawaran bekerja disana sebagai seorang Photographer. Dan itu cita-citanya .

***
Hari ini saya kembali duduk diam di halte menunggu bus. Hari ini mendung, tidak seperti biasanya, rintik hujan kecil turun perlahan membasahi jalan raya yang cukup ramai. Seorang wanita yang kelihatannya masih muda berdiri sambil tertunduk. Saya mengamatinya, dan saya kemudian tahu dia sedang menangis. Kemudian dia mendekati saya dan berkata "Kamu punya tissue ?" lalu saya menyodorkan tissue yang selalu diam manis di dalam tas ransel merah sepantat saya. Lalu ku tanya, kenapa dia menangis .
Dia duduk duduk di samping ku dan mulai menceritakan kisahnya.Beberapa bulan lagi dia harus menikah dengan pilihan ayahnya, sedangkan dia mempunyai pilihan sendiri . Tapi dia tahu ayahnya seorang yang hebat dan tentu pilihan yang di berikan padanya juga pasti akan hebat. Namun tetap saja dia tidak dapat menyembunyikan dan sangat merasa sedih karena harus menghentikan sayangnya dengan paksa .Dia kmudian pergi dengan busway yang sama dengan saya.

Kemudian kami bertukaran nomer handphone dan saling curhat lewat sms atau telepon. Dia curhat banyak kepada saya. Tentang kerjaannya, hidupnya, keluarganya. Tapi lebih sering tentang cerita kencannya di Saturday night terakhir bersama mantannya atau pertama bersama calon suaminya. Dia mengundang saya ke prnikahannya, mewah dan banyak pejabat yang datang .
Saya melihat seorang pria yang menggunakan kemeja hitam di sudut ruang sedang berdiri dan berbicara dengan lelaki lain di sampingnya, dan itu dia "mantan pacar" wanita bernama SESHA yang sekarang menjadi sahabat ku. Saya mengetahuinya dari bisikan SESHA beberapa saat yang lalu saat saya naik ke atas untuk memberikanya selamat.
Setelah SESHA menikah kami jarang lagi sms-an seperti dulu, saya tahu dia mungkin sibuk dengan rumah tangga dan kerjaannya.

Saya kembali ke halte, kali ini dengan 2 orang teman saya. ITA dan SERA, saya baru masuk SHS dan mereka teman pertama saya di sekolah baru itu . ITA yang katanya mirip rian d'masiv, suka denger musik dan tukang ngambek. SERA , cewek jilbab yang metal .
SERA , senyum tidak pernah lepas dari wajahnya, tapi siapa yang tahu apa yang pahit di balik senyum manisnya. Dia seorang anak yang tegar, sangat tegar. Bahkan sangat tegar untuk mengetahui kenyataan kalo kedua orang tuanya sudah punya hidup mereka masing-masing. Bersama keluarga mereka masing-masing. ITA siapa yang tahu di balik sikap cueknya dia adalah sosok penyayang , yang sangat tulus. Menyayangi para sahabatnya dan kakak lelakinya.

Hari ketiga sekolah, saya terpaksa harus menunggu di halte "sendiri lagi". ITA dan SERA ? Mereka sedang ada urusan. Yah, tidak apa-apa lah. Toh juga dulu gini !
Hari ini halte tidak seramai biasanya, hanya ada loper koran, 3 ibu-ibu yang sedang membicarakan kasus anang dan krisdayanti, dan seorang cewek seumuran dengan saya memakai seragam batik sama dengan seragam yang saya pakai sekarang. “Dia pasti anak baru deh.” Saya membatin.

Terik siang, panas skali .
Saat ingin naik ke busway, saya mendengar suara benturan di belakang saya, ternyata cewek itu pingsan . Segera saja ku berhentikan sebuah taksi, dan ku bawa dia ke rumah sakit terdekat. Beberapa menit di UGD, kemudian seorang dokter dengan jas putihnya  keluar dan mencari keluarga cewek itu, karena saya tidak tahu nomer telepon siapa yang harus saya hubungi langsung saja saya mengatakan "SAYA KAKAKNYA DOK !"
Dokter sedikit percaya. Kemudian berkata "Dia cuma kecapekan , tolong dia jangan terlalu capek sepertinya dia punya penyakit ginjal. Istirahatnya harus di control nanti ginjalnya tambah parah. Dia sudah sadar, silahkan anda masuk" .
GINJAL ? ku tanyakan hal ini padanya yang ternyata bernama KEIYSHA. Dan dia menceritakan tentang sakit ginjalnya yang sudah lama mengerogoti tubuhnya. Dan bagaimana dia harus melawannya dengan minum berbagai macam obat. Dan ternyata dulunya dia adalah seorang ketua osis di smpnya, saya begitu takjub melihat seorang dengan sakit yang parah mempunyai jiwa leader yang hebat .

Di hari lain. Setelah itu kami berempat berteman akrab, pulang sekolah sama-sama. Dan kemudian suatu hari yang hujan, kami melihat cewek dari kejauhan berlari sambil membawa tumpukan buku. Tanpa melihat dia menabrak kami yang berdiri tidak jauh darinya. Bukunya jatuh berserakan di lantai halte, segera kami bantu membereskan buku yang berserakan di lantai.Ternyata dia anak baru, satu sekolah dengan kami. Dan sekelas dengan ku. Saya dan dia segera akrab. namanya SISI. Berlima kami selalu sama-sama, berbagi cerita dan kekesalan.

***
Sms masuk ke handphone saya ."Telah berpulang ke rumah Tuhan , ayahanda dari teman kita SISI"
hah ?
segera ku ambil tas dan jaket ku dan berangkat menuju rumah SISI .
saat akan menyeberang jalan di dekat halte, sebuah mobil melintas dan menyermpet ku. Pemilik mobil itu segera brhenti dan turun menanyakan keadaan ku. Dia mendapati luka lecet di siku ku, dia berniat mengantar ku ke rumah sakit.Tapi ku tawarkan dia mengantar ku ke rumah SISI dan dia setuju.

Di mobil saya melap darah di siku saya dengan tissue yang di sodorkan cowok bernama DOCHI beberapa saat yang lalu. Sesampai die rumah SISI, saya menghambur ke arahnya, di sana sudah ada KEIYSHA , ITA , SERA , dan REFA .
Ternyata REFA adalah tetangga SISI, dia telah pulang dari Paris ekitar 2 minggu yang lalu. Pulangnya saya diantar DOCHI yang ternyata menunggu karena merasa bersalah. Tak henti-hentinya dia meminta maaf saat perjalanan pulang menuju rumah ku.Setelah itu kami bertukan nomer. Kami mulai sering bertemu dan saling bercerita.
Sampai ketika dia bercerita tentang rencana orang tuanya yang akan bercerai. Dan bagaimana dia dalam hidupnya. Saya akui cowok memang lebih memilih bungkam dari pada curhat soal masalah mereka, mereka begitu menjaga privacy.

***
Hari yang dingin di bawah payung mendung. Jaket merah andalan ku telah tertempel hangat di tubuh ku berpasangan dengan payung bening di atas kepalaku sampai sebuah mobil berhenti di depan ku. Kaca mobil terbuka dan ku dapati sosok SESHA, senyum ku mngembang. "Ayo masuk, aku antar kamu pulang" katanya. Dia memperkenalkan balita yang kira-kira berumur 2 tahun tengah duduk di sampingnya sebagai anaknya, namanya GALIH. Dia meminta maaf  karena tidak bisa memberi tahu nomer barunya, karena handphone-nya lamanya hilang beberapa hari yang lalu. Kami kembali betukaran nomer dan kembali akrab seperti dulu lagi.

****
Begitulah HALTE BUSWAY versi ku. Ada banyak kisah disna. Senang, sedih, haru, gembira, dan tawa. Bahkan saat aku terbaring kaku di peti coklat dengan gaun putih bersih di tubuhku. Kenangan indah HALTE BUSWAY datang memberi doa, cinta, dan ucapan terakhir meraka untuk ku. SERA, SESHA, ITA, REFA, KEISHA, SISI, dan DOCHI. Merekalah HALTE BUSWAY versi ku.
Mereka ada saat aku juga brusaha melawan kangker otak ku. Membantuku tegar sampai saat terakhir .

MEREKA ... bukan tentang BUSWAY atau pun  HALTE .
MEREKA ... dimana masing-masing memiliki ketegaran dan kekuatan sama layaknya beton.
MERAKA ... bukan sekedar nama yg sekilass .

tapii .... MEREKA tentang sbuah nama yg tak trgantikan yaitu SAHABAT .***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar