Rabu, 08 Februari 2012

Senja di Restorant Cepat Saji

Kalo senja itu adalah kuning dan merah menjadi orange kemudian emas dan violet, aku akan mencintai apapun itu yang biasa mereka sebut dengan warna. Kemudian aku akan menyebutnya dengan mimpi dan hidup.

Disini, di sebuah restoran tepat saji aku terduduk mengingat hari ini aku membolos satu mata kuliah. Bukan tanpa alasan, aku termasuk orang yang memperhatikan apa yang mereka sebut kuliah itu walaupun aku tidak menyukainya. Aku ingat kata seorang wanita yang ku panggil guru dulu, dia berkata "Cintailah apa yang kamu kerjakan, cintailah pekerjaanmu, apapun disekitarmu, kemudian mereka akan kembali mencintaimu bahkan mungkin lebih dari cintamu kepada mereka". Itu dia yang aku pegang sampai saat ini. Aku berterimakasih atas apa yang kudapatkan sampai saat ini, dan kepada mereka yang memeberikanku sakit. Mereka mengajarkanku apa yang disebut runtuh dan utuh.

Akhir tahun kemari dan awal tahun ini aku merasakan banyak yang bermetamorfosis, baik aku maupun orang-orang disekelilingku. Times going so fast. Aku merasakan utuh, kemudian menjadi runtuh, dan berusaha utuh kembali. Bukankah itu yang biasanya disebut hidup. Aku menemukan bahwa tidak seorang pun yang jahat, itu menurutku. Yang ada hanya aku tidak sependapat denganmu, atau mereka tidak sependapat denganku. Bukankah sometimes thing do not work out the way we want it ? Iya kan ? Tidak semua yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan. Tapi entah kamu atau kalian percaya atau tidak, all the things work out the way we need it. Yah, yang kita butuhkan. Tuhan mengabulkan apa yang kita butuhkan. Bagaimana kemarin aku merasa runtuh, karena Tuhan menginginkan aku menjadi utuh.


Demi apapun, siapapun kamu. Maafkan aku jika pernah membuatmu runtuh.

Selamat sore di kotaku. Bias emas orange itu menyelusup melalui celah lubang udara di restoran cepat saji ini. Aku memerhatikan pembicaraan beberapa wanita disampingku, mereka bercerita tentang hati dan kepercayaan. Lebih tepatnya tentang cinta, dan lelaki. Seperti itulah cinta, mereka datang tanpa rasa, kemudian membuat bahagia, dan akhirnya pergi dengan runtuh. Lagi. Dan Lagi-lagi sabar dan maaf menjadi obatnya. Maksud aku sabar, dimana itu adalah sikap dan perasaan berusaha menenangkan. Kemudian maaf adalah rasa penyesalan dan janji. Iyah, janji. Janji bahwa seseorang yang telah melontarkan maaf tidak akan melontarkan maaf lainnya sebagai rasa penyesalan lainnya.

Disudut lain aku melihat sepasang, hmm mungkin itu yang disebut kekasih. Mereka mengenakan seragam. Sama seperti aku dulu. Dan dari pengalaman bertemu seseorang dan menjalin suatu hubungan yang mereka sebut pacaran itu selama bertahun-tahun aku membuktikan. Bukan dengan waktu yang menunjukkan bahwa kamu mencintainya dan merasa nyaman dengannya. Hanya karena waktu dan tidak ada kenyamanan memperkuat alasan untuk kamu tetap mempertahankannya.

Hanya itu untuk hari ini.
Salam untuk anak perempuan kecil yang berlarian kesana kemari dengan mini dress pinknya. Someday, aku akan memiliki boneka secantik itu juga yang aku dapatkan dari the special guy when the times is right.

Selamat ulang tahun untuk anak kecil yang hari ini merayakannya di restorant ini. Semoga kelak kamu lebih sering tersenym kepada dunia ini. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar