Jumat, 02 Maret 2012

Menjadi sugesti, dosa


Waktu saya masih muda, SMA adalah masa dimana saya merasa muda, saya senang membuat mitos apasaja. Saya sering melihat jam kembar, kemudian bersugesti kepada diri sendiri. Bahwa diluar sana, ada yang tengah merindukan saya. Entah saya pernah membacanya, atau karena begitu ingin dirindukan. Pacar saya yang kemarin sebelum yang saat ini adalah orang pertama yang saya sugestikan, waktu itu kita belum bersama. Belum mengikat, saya berkata padanya. “Jam kembar itu pertanda seseorang merindukanmu”. Lebih dari empat bulan setelah saya putus dan merajuk ke yang lain, sugesti itu melekat pada saya. Dan menularkan kepada orang-orang yang terdekat maupun orang yang saya temui di pinggir jalan, yang tanpa sengaja saya menanyakan waktu kepada jam digitalnya.

Sekarang, semua orang yang saya temui percaya jam kembar itu adalah mitos yang benar adanya. Kemudian bohong saya tak nampak lagi, kemungkinan mereka telah lupa siapa yang menularinya sugesti seperti itu. Teman terdekat saya di kampus berkicau, “bagaimana kau mengatakan itu hanya sebuah mitos buatan atau sugesti ketika seseorang melihat jam kembar, merindukanmu, dan kamu mengiyakan ?”. Aku menjawab kicauannya dengan singaku “mungkin itu cuma kebetulan, atau kamu malah tidak menginginkan orang lain merindukannya itulah sebabnya kamu mengiyakan”. Sungguh dosa ku membuat sugesti dan mitos jam kembar itu menular kepada orang-orang terdekatku. Sekarang mungkin mereka tengah menatap jam kembar dan berharap yang merindukan mereka adalah “dia”. Maafkan saya soal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar