Waktu saya masih muda, SMA adalah masa dimana saya merasa
muda, saya senang membuat mitos apasaja. Saya sering melihat jam kembar,
kemudian bersugesti kepada diri sendiri. Bahwa diluar sana, ada yang tengah
merindukan saya. Entah saya pernah membacanya, atau karena begitu ingin
dirindukan. Pacar saya yang kemarin sebelum yang saat ini adalah orang pertama
yang saya sugestikan, waktu itu kita belum bersama. Belum mengikat, saya
berkata padanya. “Jam kembar itu pertanda seseorang merindukanmu”. Lebih dari
empat bulan setelah saya putus dan merajuk ke yang lain, sugesti itu melekat
pada saya. Dan menularkan kepada orang-orang yang terdekat maupun orang yang
saya temui di pinggir jalan, yang tanpa sengaja saya menanyakan waktu kepada jam
digitalnya.
Sekarang, semua orang yang saya temui percaya jam kembar itu
adalah mitos yang benar adanya. Kemudian bohong saya tak nampak lagi,
kemungkinan mereka telah lupa siapa yang menularinya sugesti seperti itu. Teman
terdekat saya di kampus berkicau, “bagaimana kau mengatakan itu hanya sebuah
mitos buatan atau sugesti ketika seseorang melihat jam kembar, merindukanmu,
dan kamu mengiyakan ?”. Aku menjawab kicauannya dengan singaku “mungkin itu
cuma kebetulan, atau kamu malah tidak menginginkan orang lain merindukannya
itulah sebabnya kamu mengiyakan”. Sungguh dosa ku membuat sugesti dan mitos jam
kembar itu menular kepada orang-orang terdekatku. Sekarang mungkin mereka
tengah menatap jam kembar dan berharap yang merindukan mereka adalah “dia”.
Maafkan saya soal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar